gundah gulana

10:37:00 AM

Ga sengaja nemu catatan ini di hp, persisnya kapan dibuat aja saya lupa. mmh..yang jelas sebelum uts semester ini, ditulis selama perjalanan bintaro-sukabumi. Tulisan ini saya tujukan khusus untuk Urri Zahra Khaira, Puteri Prehatini Pamungkas, Demi Nur Fitria, Rengganis Siti Anisa, Mariam Dalisa Soedarsa, Shinta Kumala Dewi, dan Marliana.


Bis ini, setiap kali pulang ke rumah pasti saya naik bis ini, Parung Indah namanya. Tolong jangan tanya saya apa artinya, demi Tuhan saya tidak tahu.

Seringnya saya pulang sendirian, ya..memberi banyak waktu untuk berpikir kemana-mana. Kalau beruntung saya bisa bertemu orang baru yang cukup ramah dan mengobrol banyak selama perjalanan, lebih beruntung lagi kalau saya pulang bareng anak satu organda.

Sedari dulu saya tahu saya ini sangat melankolis dan butuh banyak kegiatan agar terhindar dari, yaa....waktu semacam ini. Sendirian dengan pikiran mengalor-ngidul.  Bahaya, bisa-bisa terjebak dengan pikiran saya sendiri.

Saat ini saya memikirkan teman-teman sma saya. Rasanya sudah jauh sekali, rasanya waktu saya bersama mereka sudah terlewat berpuluh-puluh tahun. Bahkan ntah mengapa slideshow kenangan mereka di otak saya  bertemakan masa lalu. 

Mereka kimi, seperti halnya saya, sudah berpencar dan menjalani hidup masing-masing. Tidak ada lagi curhat setiap hari, tidak ada lagi makan bareng, tertawa haha-hihi bareng setiap hari. Saya senang mengamati kehidupan mereka saat ini, ya,,biar hanya bermodalkan jejaring sosial.

Mereka..tumbuh.

Masing-masing telah menemukan tanah dimana mereka bisa tumbuh dengan segala potensi yang mereka miliki. Lukisan Urri semakin bagus, masakan Puput terlihat semakin enak, Rengganis, Ana dan Mariam terlihat sangat asik bersama pasien-pasiennya, Shinta sudah go pajak sekali, Demi, setidaknya dia terlihat menikmati jogja. Dan saya sangat bangga akan hal itu.

Tapi apakah mereka juga berpikir yang sama tentang saya?
Saya merasa tidakk berubah, masih sama seperti sma dulu. Ya, kecuali saya sudah bisa mencuci baju dan terbiasa sendirian.

Apakah ini ukuran kedewasaan saya?
Mandirikan alasan kesendirian saya ini?
Lalu mengapa saya merasa sangat kesepian?
Ahh, jangan bilang saya tidak mensyukuri hidup saya. Saya mensyukurinya.
Saya hanya merasa kesepian.

Setiap hari kehidupan saya berkutat antara kampus dan kostan. Bukan saya tidak punya teman yang cocok, hanya saja semuanya berbeda.

Saya ingat bagaimana kami menyeludupkan makanan di bawah meja dan memakannya tiap kali guru membelakangi kami. Saya ingat dimaki-maki membawa terlalu banyak kosmetik ke sekolah, saya ingat berlarian di detik-detik penutupan gerbang dan bagaimana saya tersenyum layaknya pemenang perang saat berhasil masuk. Saya ingat membolos bersama di uks dan makan masakan om kafe. Saya ingat sibuknya kami merencanakan kejutan ulang tahun. Saya ingat bagaimana kami menari penuh semangat saat pentas seni. Saya ingat bagaimana kami saling menghibur dan menemani yang sedang bersedih. Saya ingat. Saya ingat semuanya.

Sekarang tidak ada lagi yang seperti itu. Tidak ada lagi tawa-tawa tanpa beban itu. Saya mau mati merindukan itu semua, kawan.

Rasanya seperti terperangkap. Disini semuanya melulu tentang IP dan ancaman DO. Sering saya bertanya-tanya, apakah saya yang tanpa disadari menyendiri sehingga saya kehilangan warna disini? Apakah mereka, atau orang lain sedikit saja merasa seperti saya ini?

Saya kesepian teman, sahabat laksana keluarga kecilku. Kealpaan kalian sangat menyesakkan. Saya rindu kalian di har saya. Saya butuh kalian menggenggam saya, meyakinkan bahwa saya dicintai, bahwa saya mampu dan semua akan baik-baik saja.

Saya mau kalian, MGZ. :(


You Might Also Like

0 comments

Powered by Blogger.