Em...arri..age.

12:26:00 PM

Senin, 10 Februari 2014, 10. 47 WIB. Lagi nganggur di kantor which is tumben banget kalau inget gimana sibuknya minggu kemarin. Sleepy, kekenyangan abis sarapan gara-gara ada tumis buncis. Masih kebayang-bayang weekend. Belom mood ngantor, mana Bu Kasi lagi diklat pula. Aaah, and suddenly..aku pengen nulis. Kepengen banget sampe bete karena modem ngedadak ga bisa dipake. Kepengen banget sampe akhirnya ke PDI demi untuk bisa nulis ini. 

So...aku mau nulis ya. But please dont judge me, okay?

Eight days ahead i'll turn 23. And you know, im in the age when everytime i open my facebook, all i could see are...online shop, anime thing, married, engagad and baby born post. Its like...kemana itu postingan orang-orang liburan atau postingan yang pada mau uas atau postingan yang pacar-pacaran? 

Ini juga, ketemu temen yang diobrolin udah nikah-nikahan pula. Dulu kayanya masih heboh kita ngobrolin siapa putus sama siapa, siapa yang ketauan selingkuh, siapa yang kayanya lagi PDKT, sekarang......"Datang ya ke nikahanku tanggal xx xx xx di gedung xxx. Ditunggu bgt lho.."

Wow.
Time...flies.

My highschool bestfriends, the one i shared my crazy time. Now one happily married with one lil daughter, one is preparing her upcoming wedding. My college mate, the one who knows my love records. Now one happily married and preganant, one just held a family meeting. I mean...its started on my closest circle !

No, no, no.  Im happy for them and im happy with self, my life. And im not in a rush. But hearing all the news, talking about it with several friend, makes me think......of me.... being married.

When? 
Where?
With Who?

Classic question.
But aren't every one of us ever question about it? Dont you dare to say no. I know it, for at least once in our lifetime, that question pop up in our mind.

I used to say (and pray) that im going to marry at 24. Its like a perfect age for me, umur segitu aku pikir aku udah punya kerjaan yang jelas, udah cukup dewasa untuk ngga nangis-nangis ketika ada masalah, umur dimana kita siap untuk menerima orang baru di hidup kita, umur dimana.... menjadi seorang istri adalah title yang manis untuk seorang Raisha.

Seperti layaknya cewek-cewek lain, aku pun punya impian tentang pernikahanku kelak. He will purpose surprisingly nice. The wedding will be in white, with white roses as the ornament. It will be at my home town. No dangdut, i'll give the list of our historical song to the singer. I'll be so beautiful, so happy as my husband kiss my forehead after akad. And we'll have a beautiful honeymoon in some place near beaches.

Yes, i still want it until now. Tapi rasanya sekarang....itu bukan lagi gambaran utamaku tentang pernikahan.

Honestly, there's a long pause and so many type and erase before i write the part below. So whats marriage to you, dear Raisha?
Menikah...berarti menerima seseorang, yang lahir dan dibesarkan di tempat yang berbeda untuk menua bersama. Seseorang yang menggantikan posisi Mpah dalam menjagaku, mungkin juga dalam menegurku ketika aku pulang terlambat atau tidur terlalu malam. Menikah berarti memiliki seseorang, yang kamu hormati untuk membimbingmu, yang bisa kamu peluk semalaman, yang kamu siapkan keperluannya, yang untuknya kamu rela dan senang hati melakukan hal-hal kecil yang membuat dia bahagia, yang beberapa kebiasaannya mengesalkan tapi kamu tahan didekatnya, yang bisa kamu sayangi dan kamu rindukan kepulangannya, yang dengannya kamu melihat kehidupan, masa depan dan hari tua yang sanggup kamu jalani.

Arrghh, I really dont know how to write this. Tapi menurutku inti dari menikah itu....saling. Saling menerima, saling melengkapi, saling mengingatkan, saling menyayangi, saling bekerja sama, ya saling. Karena pada akhirnya kalian hanya memiliki satu sama lain. Apapun yang aku inginkan dari sesosok suami, itu adalah apa yang sanggup aku tawarkan sebagai istri.  

Duh, ngalor ngidul deh kebiasaan. Haha

Well, 24 means next year. Dan rasanya, aku ngga kaya dikejar deadline tuh. Semoga ini pertanda kalau aku sudah lebih dewasa, its just...selama ini aku ngga pernah dikecewakan Tuhan. Selalu dan selalu Dia memberikanku lebih dari yang aku minta. Makanya aku percaya banget kalau Tuhan akan mengatur semuanya lebih baik dari yang aku bisa rencanakan. Dengan siapanya, kapannya, dimananya... 

Ini mirip sama yang Katya tulis, mungkin karena dia juga aku kepikiran ini. Sekarang aku ngga lagi menset 24 sebagai my perfect age to get married, any time...when He decided...i believe thats the perfect time. Dimanapun, ngga harus disini, i believe that the perfect place. Siapapun yang kelak menjadi suamiku, i believe he's the perfect one for me.

Marriage is a huge deal, a holy promise. Apapun definisi, gambaran dan harapanmu untuk pernikahan, betul kata Rizka, menikahkahlah karena kamu yakin, karena kamu mau. Bukan karena keharusan, bukan karena dikejar umur, apalagi cuma karena isu penempatan. Menikahlah satu kali, dengan dia yang kamu cintai. 

Duh udah waktunya lunch aja. 

Well, sebagai penutup. Ini purely my own thought,
" Komitmen paling tinggi, Cinta yang paling besar, Hal yang paling romantis yang bisa dilakukan seorang pria kepada wanita adalah menikahinya."

Gatau deh ini postingan nantinya bakal dihapus apa ngga, hahaha Pokoknya isi kepalaku udah keluar. Aku udah lega. Sekarang tinggal makan siang, terus musingin ntar nge-mc pake baju apa dan ngomong apa. Semoga aku ngga ngefreeze di panggung ya ! hehehe :p

You Might Also Like

0 comments

Powered by Blogger.